Program vaksinasi yang sudah bergulir sejak awal 2021 menjadi secercah harapan bagi masyarakat supaya cepat lepas dari belenggu wabah COVID-19. Berbagai target dan upaya dicanangkan pemerintah untuk meningkatkan jumlah penerima vaksin. Salah satu langkah yang diambil adalah melibatkan penyedia jasa keuangan seperti perusahaan asuransi di Indonesia.
Keterlibatan perusahaan asuransi dalam vaksinasi
Menteri Kesehatan Budi Gunadi optimis mampu memberikan vaksin COVID-19 kepada 181,5 juta penduduk dalam kurun waktu satu tahun. Adapun jumlah dosis vaksin yang dibutuhkan untuk mengejar target tersebut adalah 363 juta dosis vaksin. Budi menambahkan bahwa program vaksinasi diharapkan selesai dalam enam bulan ke depan dengan rata-rata suntik 1,4 hingga 1,6 juta orang per hari.
Namun, sejauh ini, baru ada 500 ribu orang yang disuntik setiap harinya. Salah satu faktor yang membuat prosesnya belum memenuhi target adalah keterbatasan pasokan vaksin yang masih jadi rebutan banyak negara. Akibatnya, Indonesia baru mengantongi sekitar 120 juta doksin vaksin yang akan dipakai sampai Juni 2021. Sisanya, diharapkan masuk dari Juli hingga Desember 2021.
Maka dari itulah, Budi mengandalkan berbagai kalangan untuk mendorong jumlah orang yang akan divaksin. Dengan menggandeng perusahaan asuransi, misalnya, maka dianggap memudahkan jangkauan ke sejumlah daerah mengingat mereka mempunyai cabang di banyak tempat.
Budi pun mendorong Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyediakan fasilitas supaya lebih banyak perusahaan asuransi yang melibatkan diri dalam program vaksinasi COVID-19 untuk masyarakat. Sebagai contoh, OJK dan perusahaan asuransi menyelenggarakan penyuntikan vaksin di hotel atau pusat perbelanjaan yang mudah diakses banyak orang.
Vaksinasi COVID-19 untuk menunjang pertumbuhan ekonomi
Menggenjot program vaksinasi COVID-19 dengan cara menggandeng perusahaan asuransi diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati bahkan optimis perekonomian Tanah Air bisa tumbuh mencapai 4,5% hingga 5,3% di 2021.
Sri Mulyani yang juga menjabat sebagai Bendahara Negara pun mengungkapkan bahwa pemulihan ekonomi domestik sudah terlihat dari konsumsi listrik yang tumbuh sampai 6,2% tahunan pada Januari 2021. Sementara, untuk konsumsi rumah tinggi tumbuh hingga 46,3% dari total konsumen listrik yang merangkak ke 22,4% per Januari 2021. Angka-angka ini sesuai dengan data dari Google Mobility Report yang residensialnya melebihi 10,8% secara tahunan apabila dibandingkan kondisi normal.
Selain itu, Indonesia disebut-sebut sebagai salah satu negara yang cepat dalam menggulirkan program vaksinasi COVID-19. Per 22 Februari 2021, setidaknya sudah ada 1,97 juta orang yang menerima vaksin dan Indonesia kini menempati posisi 18 dunia.
Berdasarkan data-data ini pula Sri Mulyani berharap mobilitas dan aktivitas dapat berjalan kembali normal. Pasalnya, vaksinasi memberikan harapan baru bagi masyarakat untuk menghadapi COVID-19. Dengan begitu, pemulihan ekonomi Tanah Air pun dapat dipercepat.