Mantan pebalap MotoGP asal Australia, Casey Stoner, mengatakan bahwa dia akan kecewa jika Valentino Rossi turun kasta ke tim satelit. Sejak melakoni debut di kelas MotoGP pada tahun 2000, Valentino Rossi selalu mendapat tempat di tim pabrikan. Skuad pabrikan pertama yang mengontrak Rossi ialah Honda.
Sosok berjulukan The Doctor itu membela Honda pada rentang tahun 2000 sampai 2003. Bersama tim pabrikan asal Jepang tersebut, Rossi berhasil meraih tiga gelar juara dunia yang didapat secara beruntun pada tahun 2001, 2002, dan 2003. Usai puas menuai prestasi di Honda, Rossi pun mencari tantangan baru pada musim berikutnya.
Kali ini tujuan pembalap Italia itu ialah tim Yamaha, yang notabene rival abadi Honda. Perjudian Rossi untuk hengkang ke Yamaha berbuah manis. Di sana, The Doctor sukses menambah empat gelar juara dunia lagi yakni pada musim 2004, 2005, 2008, dan 2009.
Rossi kemudian melanjutkan perjalanan karier balap MotoGP nya ke tim pabrikan Italia, Ducati. Bermodal tujuh gelar juara dunia dan kemampuan beradaptasi dengan cepat di tim baru, Rossi pun digadang gadang bakal meneruskan cerita sukses Casey Stoner di Ducati. Akan tetapi, hal itu tidak pernah terjadi.
Alih alih tampil bak juara sejati, Valentino Rossi justru tampil buruk selama dua musim membela Ducati (2011 2012) Dia tak pernah meraih kemenangan balapan bersama skuad yang bermarkas di Borgo Panigale itu dan hanya bisa tiga kali finis di posisi podium. Alhasil, Rossi pun memilih untuk pulang kandang ke Yamaha pada tahun 2013.
Keputusan Rossi ini tak sepenuhnya salah. Pada tahun 2015, dia sempat bersaing ketat dengan rekan setimnya, Jorge Lorenzo, dalam memperebutkan gelar juara dunia. Namun, setelah musim yang menghasilkan runner up dunia, perang dingin dengan Lorenzo, dan Sepang Clash kontra pembalap Honda, Marc Marquez, Rossi tak pernah lagi benar benar bisa kembali ke performa terbaiknya.
Kini, karier Rossi di ajang balap MotoGP pun nyaris selesai. Tim Yamaha memutuskan untuk tidak memperpanjang kontra Valentino Rossi dan memberi kesempatan kepada pembalap muda Prancis, Fabio Quartararo. Adapun Rossi, dijanjikan akan mendapat dukungan penuh dari Yamaha layaknya di tim pabrikan andai bersedia menerima tawaran membalap di tim satelit mereka, Petronas Yamaha SRT.
Menanggapi hal ini, Casey Stoner yang sempat merasakan panasnya persaingan dengan Valentino Rossi angkat bicara. Menurut Stoner, kepindahan Rossi ke tim satelit hanya akan memberinya kesedihan. "Saya yakin, jika dia meninggalkan dunia olahraga ini sedikit lebih cepat, dia akan meninggalkan warisan, dia akan selalu begitu," ucap Stoner kepada program acara 2 Wheels yang dilansir BolaSport.com dari ESPN.com.au .
"Namun, sekarang dia menunjukkan dirinya sangat bisa dikalahkan. Rasanya mengecewakan melihat seseorang, yang diinginkan oleh siapapun di dalam timnya dan membayar mahal, sekarang (sepertinya) akan turun ke tim satelit," kata Stoner lagi. Meski merasa sedih dan kecewa dengan kemungkinan fakta yang bakal dihadapi Valentino Rossi, Casey Stoner tetap yakin eks rivalnya itu masih belum sepenuhnya habis. Stoner bahkan optimistis Rossi bisa memenangi balapan MotoGP lagi.
"Saya pikir Valentino Rossi masih punya potensi untuk meraih hasil bagus dan mungkin mendapatkan beberapa kemenangan di masa depan, tidak diragukan," ucap dia. "Anda jangan kehilangan harapan itu. Rasanya sedih tidak lagi melihat dia menjadi kandidat pengisi podium sebanyak yang dia lakukan dulu," kata Stoner menambahkan. Casey Stoner dan Valentino Rossi pernah menjadi rival di kelas MotoGP pada rentang tahun 2006 hingga 2012.
Selama bersaing dalam kurun waktu tersebut, Stoner berhasil meraih dua gelar juara dunia MotoGP yakni pada tahun 2007 dan 2011, sementara Rossi menjadi kampiun dunia MotoGP pada tahun 2008 dan 2009.