George Floyd Ditangkap Polisi, Diinjak hingga Meninggal karena Uang Palsu Senilai Rp 294 Ribu

Pada Senin (25/5/2020), seorang pria kulit hitam George Floyd meninggal setelah seorang polisi menindih lehernya hingga kesulitan bernapas. Insiden itu terekam dalam video singkat dan viral di media sosial. Lebih lanjut, kejadian ini dianggap publik sebagai aksi rasisme polisi Minneapolis kepada orang kulit hitam.

Alhasil sejak viralnya video hingga Kamis (28/5/2020), warga Minneapolis melakukan demo menuntut keempat polisi yang menangkap Floyd didakwa pembunuhan. Aksi protes ini berbuah kerusuhan dari pembakaran gedung hingga penjarahan di Minneapolis. Dikabarkan , George Floyd ditangkap polisi karena dugaan pemalsuan uang saat berbelanja di sebuah toko makanan.

Tagihan tersebut senilai USD 20 atau sekitar Rp 294 ribu. Pemilik Cup Foods, tempat Floyd diduga melakukan praktik pemalsuan itu, Mahmoud Abumayyaleh menceritakan alasan pria berusia 46 tahun tersebut ditangkap kepada . Mahmoud mengungkapkanseorangkaryawannya menelepon polisi setelah Floyd diduga mencoba melakukan pembelianmenggunakan uang palsu.

Ketika itu Floyd sudah keluar dari toko ketika karyawan toko baru menyadari uangnya palsu. "Staf saya memanggil polisi, mempraktikkan protokol, dan ketika polisi tiba, Floyd masih di luar, dan saat itulah mereka mendekatinya," kata Mahmoud, dikutip dari . Mahmoud mengatakan seorang keluarganya melihat Floyd ditangkap dan mencoba melarang polisi untuk menginjak lehernya.

Sementara Mahmoud tidak ada di tempat kejadian perkara saat insiden itu terjadi. Kendati demikian, kronologi penangkapan Floyd tertangkap kamera CCTV di tokonya. Namun, gambarnya tidak dapat dibagikan secara luas.

Kendati demikian, kini sudah banyak media yang menampilkan rekaman CCTV itu. "Saya melihat (rekaman) dan apa yang saya lihat sangat mengerikan." "Itu sangat memilukan dan belasungkawa kami ditujukan kepada keluarga dan teman teman George Floyd," kata Mahmoud.

Cup Foods, yang telah berdiri dalam bisnis makanan ini selama lebih dari 30 tahun, menerima reaksi keras dari penduduk saat kerusuhan dan protes mencengkeram kota. "Meskipun kami memiliki pendukung di belakang kami, ada sebagian kecil orang yang marah dan menginginkan jawaban, dan kami mengerti itu." "Tapi marilah kita mengarahkan kemarahan kepada orang orang yang bertindak membunuh."

"Mari kita mengarahkan kemarahan itu dan menggunakannya untuk menjembatani dan memperbaiki masalah dalam sistem kita yang menyebabkan minoritas di negara ini terbunuh," jelas Mahmoud. Di lain sisi, Wali Kota Minneapolis, Jacob Frey, percaya Floyd akan hidup jika dia adalah orang kulit putih. Wali kota juga ingin petugas yang terlibat ditangkap karena pembunuhan.

"Saya bukan jaksa, tapi biarkan saya jelas. Petugas yang menangkap membunuh seseorang," kata Frey kepada CBS. "Dia akan hidup hari ini jika dia berkulit putih. Fakta fakta yang saya lihat, yang minimal, tentu menuntun saya ke kesimpulan yang melibatkan ras," tambahnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *