Makna Gambar Penuh Kebencian Siswi SMP Bunuh Bocah di Mata Pakar, Ada Rasa Sakit Terpaksa Ditahan

Makna gambar gambar bernada kebencian siswi SMP di mata pakar mikro ekspresi, Poppy Amalya. Ada rasa sakit yang terpaksa ditahan dari gambar gambar buatan NF (15) siswi SMP yang menghabisi nyawa bocah 5 tahun secara sadis di Sawah Besar, Jakarta Pusat. Tumpukan gambar dan tulisan penuh kebencian ditemukan polisi di TKP terbunuhnya APA (5).

Tulisan yang ditulis menggunakan Bahasa Inggris menunjukkan adanya kebencian mendalam pelaku kepada sang ayah. Tak hanya itu, gambar tokoh tokoh dalam cerita fiksi pembunuhan seperti Slenderman juga ditemukan di lokasi. Gambar dan curhatan NF tercurah dalam papan tulis di kamarnya.

Tak sedikit pula yang dituangkannya ke dalam lembaran kertas gambar. Dari hasil olah TKP, polisi menduga pembunuhan bocah 6 tahun ini memang sudah direncanakan. Pasalnya polisi menemukan gambar wanita terikat dalam buku tersebut.

"Ungkapan perasaan dia tuliskan semua dan lebih menarik lagi bahwa apa yang dilakukan hari ini, ini sudah tergambar," ujarnya saat ditemui di tkp. Salah satu gambar yang paling menarik perhatian menunjukkan seorang wanita yang terikat. Ada pula tulisan menggunakan bahasa Inggris yang menyertainya.

"Ini adalah gambar seorang wanita dengan terikat, lalu ada tulisan 'keep calm and give me torture," tambah sambil menunjukan buku catatan milik korban. Berbagai luapan kebencian kepada sang ayah juga tampak di sana. Coretan coretan tangan pelaku menuliskan soal ayahnya, di antaranya "Please dad…don't make me mad, if you not want death. I will make you go to grave".

Kemudian ada coretan lainnya "My dad is my crush, i want to leave my dad or my dad is death". (Ayah menghancurkan saya, saya ingin meninggalkan ayah saya atau ayah saya yang meninggal) Di lembar lain ada tulisan "Keep calm daddy bondage and give me torture". (Tetap tenang ayah dan beri aku siksaan). Poppy Amalya menduga siswi SMP yang bunuh bocah ini tak bisa melampiaskan rasa sakitnya.

"Ekspresi wajah… fokus ke bola matanya… Ini adalah gambar yang di buat pelaku, perhatikan kombinasi takut, kesakitan, kesedihan, air mata mengalir di tengah, (sebelah kiri lihat) menandakan frustasi yang dalam… Asumsinya ia tdk bisa mengeluarkan semua sakit di atas, karena di paksa utk tahan," tulis Poppy Amalya di akun Instagramnya yang sudah terverifikasi.

Perilaku janggal NF yang tak menunjukkan penyesalan ini pun membuatnya diduga memiliki ciri ciri mirip psikopat. Namun, alih alih menyebutnya psikopat, psikolog Mellisa Grace menyebut gadis remaja ini berpotensi mengidap sosiopat. Diungkapkan Melissa Grace dalam tayangan YouTube Apa Kabar Indonesia Pagi TvOne (8/3/2020).

Dalam tayangan tersebut, Melissa Grace menyoroti perasaan pelaku yang mengaku puas dan tidak merasa bersalah setelah melakukan pembunuhan. Melissa Grace mengungkapkan, perasaan tidak bersalah itu merupakan ciri utama seseorang yang mengidap conduct disorder. Perlu diketahui conduct disorder yakni pola perilaku pada seseorang yang dilakukan secara berulang, dan perilaku yang ditunjukan itu tidak sesuai dengan nilai kebenaran yang dianut oleh masyarakat atau atau tidak sesuai dengan norma sosial untuk rata rata seusianya.

Apabila dibiarkan, Melissa Grace mengatakan, perilau conduct disorder ini akan memicu sang anak mengidap sosiopat di usia dewasa. Diketahui sosiopat ini merupakan perilaku antisosial yang ditunjukan dengan kurangnya empati terhadap orang lain. Menurut psikolog Melissa Grace, hal tersebut tentu berbahaya bagi pertumbuhan anak dan kualitan hidup anak tersebut ketika dewasa nanti.

Menurut psikolog dari Sacramento County Mental Health Treatment Center, L. Michael Tompkins salah satu hal penting yang membedakan antara psikopat dan sosiopat adalah kesadaran yang dimiliki. Seorang psikopat diketahui tidak memiliki kesadaran terkait baik dan buruk ini. Dia bisa secara biasa melakukan hal buruk pada orang lain tanpa adanya rasa bersalah sama sekali.

Sedangkan pada sosiopat, kesadaran ini masih ada di dalam diri mereka walau sangat lemah. Ketika melakukan hal buruk, dia tahu bahwa hal yang dilakukannya itu salah namun hal tersebut tak menghentikan perbuatannya. Baik psikopat maupun sosiopat sama sama tidak memiliki empati. Namun, Aaron Kipnis, PhD mengungkap bahwa psikopat memiliki rasa empati yang lebih rendah dibanding orang lain.

Seseorang dengan kondisi ini cenderung melihat orang lain hanya sebagai obyek untuk mendapat keuntungan bagi dirinya sendiri. Seorang psikopat bakal sangat sulit untuk diidentifikasi. Mereka cenderung cerdas, mempesona, dan pintar menirukan emosi.

Bisa saja mereka tampak peduli dan tertarik pada orang lain walau kenyataannya tidak. "Mereka aktor yang hebat dengan tujuan memanipulasi orang demi keuntungan sendiri," terang Tompkins. Sementara itu, sosiopat tidak bisa berpura pura dengan emosi mereka.

Dalam kondisi ini, seseorang bakal menunjukkan ketika mereka tidak tertarik dengan orang lain. Mereka bahkan akan menyalahkan orang lain dan beralasan terkait kepribadian mereka ini. Beberapa pakar menyebut sosiopat berkepala panas dan pemarah karena bertindak tanpa memikirkan perasaan orang lain.

Sedangkan psikopat cenderung dingin dan penuh perhitungan dengan hasil yang mereka inginkan. Dalam kesempatan yang sama, Melissa Grace mengungkapkan kesempatan kesembuhan bagi pelaku. Mengingat usia pelaku yang masih anak anak, Melissa Grace menyebut bahwa harapan kesembuhan itu masih ada.

"Bisa sembuh atau tidak? Sebenarnya kalau masih usia anak anak, masih ada harapan," ungkap Melissa Grace. Harapan kesembuhan itu pun tentu perlu penanganan yang tepat. Tidak hanya terhadap pelaku, tetapi juga terhadap lingkungan di sekitar anak tersebut.

"Asalkan ada penanganan yang benar, bukan hanya terhadap anaknya tetapi juga terhadap lingkungannya," kata Grace. Oleh karena itu,MelissaGracemenyebutkan pentingnya pemeriksaanpsikologis terhadap pelaku. "Jadi perlunya pemeriksaanpsikologis itu begitu," kata Melissa.

Dalam pemeriksaan itu, Melissa menjabarkan bahwa sangpsikologakan mencari tahu faktor apa yang menyebabkan si anak bisa bertindak demikian. Tak hanya itu, psikolog juga akan mencari tahu hal apa yang bisa mendukung anak tersebut untuk meninggalkan kebiasaan lamanya. "Kita cari tahu dulu faktor faktor resiko apa yang bisa berkontribusi, dan faktor faktor apa yang bisa supporting dia supaya dia ke depannya bisa menjadi manusia yang lebih adaptif, yang lebih optimal," terangMelissaGrace.

Melissa Grace juga sangat menyayangkan ketika mengetahui kabar bahwa pelakupembunuhanbalita itu dikenal sebagai anak yang cerdas. Ia sangat menyayangkan, kecerdasan anak tersebut tidak dimanfaatkan secara optimal. "Berdasarkan berita, anak ini cerdas. Jadi sayang sekali kalau potensinya tidak dimanfaatkan," kataMelissaGrace.

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes PolYusriYunusmenyatakan NF (15) pelaku pembunuhan bocah yang mayatnya disimpan di lemari, bersikap tenang saat diperiksa. Bahkan semua pertanyaan yang diajukan dijawab tanpa ada keraguan. "Ditanya tidak pernah tidak menjawab, dia (pelaku) selalu jawab, dia ngomong. Tenang, santai, sebelum kita tanya pun dia langsung cerita," kata Yusri di Polres Metro Jakarta Pusat, Sabtu (7/3/2020).

Yusri menyebut kasus ini masih perlu pendalaman. "Kita kenakan sesuai aturan KUHP tapi kita akan dalami karena ada azaz Undang Undang Peradilan Anak No. 11 tahun 2012, yaitu azaz anak sebagai korban, azaz pendampingan orangtua kandung dan bapas," katanya. Barang bukti yang ditemukan Polisi dalam kasus ini juga ditemukan beberapa catatan catatan pelaku yang berisikan curhat pelaku.

Polisi belum dapat menyimpulkan dari hasil temuan itu, apakah adanya konflik dalam keluarganya, pihaknya pun masih akan mendalami keterangan dari para orangtua. "Masih kita dalami apakahan proses perceraian itu juga ada pengaruh dan memang yang bersangkutan ini tinggal bersama ayah kandungnya dan ibu tirinya. Nanti kita update keterangan hasil lapfor," kata Yusri. Seperti diberitakan sebelumnya, gadis ABG berinisial NF (15) nekat membunuh APA (5) karena terinspirasi dari film pembunuhan.

APA diketahui dibunuh di rumah NF di kawasan Sawah Besar, Jakarta Pusat pada Kamis (5/3/2020). Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Heru Novianto itu menuturkan pengakuan NF. "Tersangka melakukan (pembunuhan) dengan kesadaran dan dia terinspirasi, kalau berdasarkan tadi kita wawancara, dia (melakukan pembunuhan) terinspirasi oleh film," ujar Heru.

APA diduga dibunuh NF saat berkunjung ke rumah NF. Jenazah APA kemudian disembunyikan di dalam lemari oleh NF. Keesokan harinya, tersangka beraktivitas seperti biasa.

Dalam perjalanan menuju sekolah, tersangka memilih berganti pakaian lalu menyerahkan diri ke kantor polisi. Saat ini, kasus tersebut masih diselidiki Polsek Sawah Besar.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *