bijak berplastik

Mengenalkan 3R  (Reuse, Reduce, Recycle) Sejak Dini

Permasalahan menumpuknya sampah tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah maupun instansi terkait. Namun, kita sebagai masyarakat umum harus memulai mawas diri terkait permasalahan sampah. Hal ini perlu dilakukan, karena  Pencemaran sampah plastik di laut kian hari semakin memprihatinkan. Beberapa penelitian menyebutkan jika produksi sampah plastik tidak bisa ditekan, diperkirakan tahun 2050 sampah plastik di laut akan lebih banyak daripada ikan. (1) Kita pasti tidak ingin kalau kita sedang berlibur dipantai, tetapi pantai yang kita kunjungi malahan dipenuhi oleh sampah. Dan tentu saja, kita juga ingin yang terbaik untuk anak kita kedepannya, lingkungan yang bersih dan sehat, air yang bersih, serta ikan-ikan yang melimpah untuk sumber protein anak kita. Kesadaran tentang pedulinya lingkungan tidaklah mudah dimiliki oleh setiap manusia, tidak hanya kalangan orang tua yang harus memiliki perilaku mencintai lingkungan, anak-anak yang nantinya akan menjadi penentu bangsa juga harus mulai diberi pendidikan mengenai mencintai dan menjaga lingkungan sejak masih di bangku sekolah. Dengan diberikan pendidikan yang berkarakter sejak usia dini, akan membuat anak-anak tumbuh dengan rasa tanggung jawab kepeduliannya kepada lingkungan terkecil di rumah maupun di sekolah. Kita sebagai orang tua harus mulai mengenalkan manajemen sampah dengan metode 3R (Reuse, Reduce, Recycle) ke anak kita. Agar anak kita mulai tertanam rasa cinta akan lingkungan, dan peduli akan kelangsungan hidup lingkungan sekitar, serta kelak anak kita mengetahui apa yang harus dilakukan terhadap sampah-sampah yang dihasilkannya.

 

Mengajarkan anak kita mengenai manajemen sampah 3R, memang tidaklah mudah. Maka dari itu, kita harus membuat kegiatan tersebut menyenangkan, agar anak betah dan tidak mudah bosan. Cara yang paling mudah adalah membuat kerajinan dari sampah plastik. Ajak anak kita untuk mengumpulkan sampah plastik di rumah (tentu harus menjaga kehigienisan anak,dengan menggunakan sarung tangan), lalu tentukan kerajinan apa yang sekiranya anak kita menyukainya, bisa membuat lampu hias, dompet-dompetan atau pernak-pernik lainnya. Bisa juga ajak anak menonton platform penyedia video, dan menonton mengenai metode 3R yang memang dibuat khusus untuk anak, lalu jelaskan dengan perlahan.

 

Cara lainnya adalah mengajak anak kita ke BANK SAMPAH agar dapat melihat proses di bank sampah, selain mengajarkan anak mengenai pengelolaan sampah, anak kita juga bisa kita ajarkan untuk menabung. Selain itu di salah satu taman hiburan anak, ada wahana untuk mengajarkan anak-anak mengenai 3R (Reduce, Reuse, Recycle) dengan cara memisahkan sampah berdasarkan kategorinya. Seperti memilih sampah botol plastik, tas plastik, kaleng ke tempat sampah anorganik. Lalu, sampah daging, tulang, sayur ke tempat sampah organik. Sampah yang telah masuk ke dalam anorganik nantinya akan didaur ulang menjadi barang yang baru. Misalnya sampah botol plastik nantinya akan didaur ulang kembali menjadi botol plastik kemasan baru, benang polyester yang bisa dibuat menjadi baju, tas, sarung bantal, dan sebagainya, serta dakron yang biasa digunakan untuk isian bantal atau boneka. Botol plastik yang sudah dipisahkan nantinya akan dibersihkan dan dicacah menjadi potongan kecil melalui mesin penghancur khusus kemudian baru diolah menjadi barang-barang yang telah disebutkan tadi. Kegiatan ini diharapkan bisa mengajarkan anak ikut memilah sampah sehari-hari, baik dilingkungan tempat tinggal maupun lingkungan sekolah. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan agar anak bertanggung jawab terhadap sampah yang mereka miliki supaya tidak mencemari lingkungan. (2)  Lalu, Peran serta Lembaga pendidikan dalam pengelolaan sampah sangat penting sekali. Salah satu fungsi lembaga pendidikan dalam hal pengelolaan sampah adalah menyadarkan generasi penerus bangsa tentang etika, bahaya dan efek buruk sampah melalui jalur pendidikan sejak dini. Salah satu hal yang menarik adalah bukan hanya mengajarkan teori belaka tetapi turut aktif terjun langsung dengan cara mengerahkan semua muridnya untuk membersihkan sampah di dalam lingkungan sekolah dan sekitarnya. (3)

 

Perihal edukasi mengenai pengelolaan sampah plastik, sudah dilakukan oleh AQUA sejak lama. Kegiatan edukasi ini sejalan dengan komitmen AQUA Bijak Berplastik, dimana salah satu pilarnya adalah Edukasi. Pada tahun 2017, AQUA bekerjasama dengan ECO Bali untuk mengedukasi sekolah-sekolah di bali mengenai pengelolaan sampah. AQUA juga pada tahun 2020 berkolaborasi dengan komunitas Ayo Dongeng Indonesia, mengeluarkan sebuah buku panduan untuk anak-anak mengenai pengelolaan sampah. Hal positif ini terus berlanjut di tahun-tahun berikutnya, dan mulai menyebar ke seluruh indonesia, serta berkolaborasi dengan berbagai LSM, Media maupun pemerintahan untuk Mengatasi permasalahan sampah plastik di Indonesia. Danone-Aqua menargetkan 100% kemasan dapat digunakan ulang dan mengedukasi 100 juta konsumen pada tahun 2025. Termasuk pula target mengumpulkan lebih banyak plastik daripada yang digunakan, kemasan bisa didaur menjadi kompos, serta meningkatkan kandungan material daur ulang dalam botol menjadi 50%. Untuk mencapai target tersebut, Danone-Aqua melakukan berbagai inisiatif diantaranya membangun Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) bersama Pemerintah Kabupaten Lamongan, menyusun modul pembelajaran Sampahku Tanggung Jawabku untuk anak sekolah dasar dan buku cerita untuk taman kanak-kanak, serta terus melakukan riset dan uji coba untuk inovasi kemasan yang lebih ramah lingkungan. (4)

 

 

 

  1. https://www.republika.co.id/berita/pk2vjf335/pentingnya-ajarkan-pengelolaan-sampah-sejak-dini
  2. https://www.popmama.com/kid/1-3-years-old/adeline-kinanti/ajarkan-anak-bertanggung-jawab-dengan-sampah-ini-manfaatnya/3
  3. https://www.kompasiana.com/agungtagor/5ab8e843bde57534e2236f34/mengenal-3r-menciptkan-karakter-baru?page=all#sectionall
  4. https://bijakberplastik.aqua.co.id/pilar/?tabid1=1&tabid4=0