Sebut Ada Kronisme di Pemerintahan Ilmuwan AS Ini Dipecat karena Tak Sepaham dengan Trump

Seorang ilmuwan di pemerintahan Amerika Serikat (AS), Rick Bright, mengaku dipecat dari posisinya karena tidak sepaham dengan Presiden Donald Trump. Hal tersebut berkaitan dengan anti malaria, hydroxychloroquine. Trump mendesak Bright memasok hydroxychloroquine untuk pengobatan Covid 19, namun dirinya menentang hal tersebut karena obat itu belum terbukti aman.

Mengutip , Bright mengatakan para pejabat tinggi pemerintahan kerap menekannya untuk mengalokasikan ratusan juta dolar kepada seorang klien, hasil dari koneksi pemerintah. Rick Bright merupakan direktur Biomedis Penelitian dan Pengembangan Otoritas Lanjutan Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaansebelum dipecatpada April lalu. Dalam pengaduan resminya, Brick mengatakan pihaknya memprotes adanya kronisme dan penyalahgunaan kontrak sejak 2017 silam.

Sebagai informasi, kronisme adalah perilaku kecenderungan untuk memihak atau memberi kemudahan pada teman, keluarga, atau rekan dekat. Biasanya aksi ini dilakukan di dalam bidang politik terutama yang memiliki posisi tertentu. Dalam pengaduan itu tertulis, kontrak yang diragukan ditujukan kepada perusahaan yang menggunakan koneksi politik ke administrasi.

Termasuk di dalamnya menyebut perusahaan obat yang berhubungan dengan teman menantu Trump dan penasihat senior, Jared Kushner. Bright mengaku dipecat atasannya dengan dalih upaya ini dilakukan untuk memprioritaskan ilmu pengetahuan dan bukan kepentingan politik. Sebanyak 89 lembar aduan Bright diajukan ke Office of Special Counsel, yang terkenal melindungi para pengungkap kontroversi di federal.

Pihak Office of Special Counsel mengatakan, Bright sedang menghadapi pertentangan dari atasannya termasuk Sekretaris Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan Alex M. Azar II. Desakan dari Alex terjadi ketika Bright awal Januari lalu mendesak untuk segera mengembangkan obat obatan dan vaksin untuk Covid 19. Beralih ke aduan dari Bright, laporan ini membuka jalan ke kinerja BARDA, sebuah agen kecil yang dibuat pada 2006 sebagai tanggapan terhadap serangan 11 September 2001.

Agen ini bermitra dengan industri dalam mengembangkan penanggulangan medis yang dapat ditimbun oleh pemerintah federal untuk memerangi serangan biologis atau kimia dan ancaman pandemi. BARDA telah menghabiskan miliaran dolar untuk kontrak dengan puluhan pemasok yang berbeda, termasuk perusahaan farmasi besar dan perusahaan bioteknologi kecil. Baik sekutu dan Bright, mengatakan masa jabatannya hampir empat tahun sebagai kepala BARDA ditandai oleh bentrokan dengan atasannya dan ketegangan dengan beberapa eksekutif industri.

Bright mengakui dalam aduannya bentrokan itu muncul setelah ia membocorkan informasi perselisihan tentang obat malaria hydroxychloroquine kepada seorang wartawan dari Reuters. Seorang pengacara untuk Bright, Debra Katz, mengatakan dia merasakan kewajiban moral untuk menyampaikan berita pemerintah mendesak untuk menimbun perawatan virus corona yang tidak terbukti dan berpotensi berbahaya. Dimana perawatan itu dipasok oleh pabrik obat India dan Pakistan yang belum tersertifikasi oleh Food and Drug Administration.

Keluhan tersebut mengatakan pejabat tinggi Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan, termasuk Dr. Kadlec, yang mengawasi stok nasional yang strategis, menolak para pakar ilmiah sambil memberikan kontrak kepada perusahaan yang diwakili oleh konsultan, John Clerici. Clerici, pendiri perusahaan yang berbasis di Washington, Tiber Creek Partners, berperan penting bersama dengan Dr. Kadlec, dalam menulis undang undang yang menciptakan BARDA. "Dr. Bright bersuara tentang keprihatinannya mengenai komunikasi yang tidak pantas dan mungkin ilegal antara Mr. Clerici, Dr. Kadlec, Mr. Shuy, dan Mr. Meekins," bunyi keluhan tersebut, merujuk pada Bryan Shuy dan Chris Meekins, dua pejabat departemen lainnya.

Setelah dipecat, Bright ditawari posisi yang lebih sempit di National Institutes of Health untuk mengembangkan program perawatan untuk Covid 19. Namun pengacara Bright, Katz mengatakan Bright tidak punya peran di sana dan tidak menerima gaji terakhir. Seorang juru bicara, Kendra Barkoff Lamy, kemudian mengatakan atas arahan dokternya, Bright sedang cuti sakit karena hipertensi yang disebabkan oleh situasi saat ini.

Sementara itu, Clerici membantah tuduhan yang dilayangkan Bright kepadanya. "Sangat menyedihkan bahwa selama pandemi, Dr. Bright dan timnya telah memilih untuk mengalihkan perhatian orang orang seperti Dr. Kadlec, yang sangat kritis terhadap respons tersebut, dengan tuduhan bermotivasi politik. Catatan jelas bahwa tuduhannya salah dan akan terbukti demikian," jelas Clerici.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *